Kamis, 31 Mei 2018

Death March kara Hajimaru Isekai Kyousoukyoku Bahasa Indonesia : Chapter 4-1 Kesalahpahaman Adalah Bumbu Untuk Komedi Cinta

Chapter 4-1. Kesalahpahaman Adalah Bumbu Untuk Komedi Cinta



Satou disini. Ada sesuatu yang bernama 'Butterfly Dream', dan aku berpikir kalau hal tersebut lebih baik tetap menjadi mimpi, Satou.

Dapatkah aku kembali ke dunia itu suatu hari?

Dari jendela, aku bisa mendengar suara kendaraan dari luar. Apakah aku kesiangan?

Aku bisa mendapatkan berbagai pengetahuan kemarin, dan aku juga sekarang mengerti Arisa yang sebenarnya.
Setelah pagi datang, aku sudah tenang dibanding dengan pada waktu aku mengetahui bahwa dia memaksakku membeli dirinya sendiri dengan magic, dan juga dia sudah mengetahui identitas asliku, jadi akan berbahaya jika aku melepaskannya.
Aku yakinkan diriku sendiri bahwa dia adalah sebuah petunjuk untuk kembali ke dunia asliku.
Mencekik leher dari gadis kecil hanya untuk memastikannya, hal seperti itu sangat tidak mungkin untuk aku lakukan. Aku lebih memilih untuk lari ke ujung dunia.

Saat aku sedang berpikir untuk menyerahkan diri ke kasur dan tidur lagi, pintu terbuka dengan keras.
Tidak ada ketukan sama sekali.

“Satou-san, apakah kau sudah bangun~? Kekasihmu sudah datang~”

Martha-chan sungguh bersemangat pagi ini. Dibelakangnya, “Aku bukan pac...”, ada Zena-san yang berusaha menutup mulut Martha-chan sembari ber wa-wa.

“Selamat pagi.”

Sembari masih belum sepenuhnya terbangun. Aku angkat tubuh bagian atasku untuk menyapa mereka. Dingin. Aku melepas jubahku setelah aku menyelesaikan bisnisku dan langsung tertidur, tapi... begitu ya, baju yang aku pakai di dalam jubah dilepas oleh Arisa.

“Oh, tubuh yang sangat bagus~.”

Martha-chan memandangi diriku yang setengah telanjang dengan seksama. Zena-san juga melihatnya dari belakang sembari tersipu-sipu.
Aku pikir sebagai prajurit dia sudah terbiasa dengan laki-laki telanjang.

“Maaf sudah membuat kalian melihat sesuatu yang tidak mengenakkan. Aku akan berganti baju dengan cepat.”

Aku letakkan tanganku ke kasur sembari mencoba untuk berdiri. “Ahn♪” ...Rasanya sedikit hangat.
Saat aku melihat ke bawah, ada seorang gadis setengah telanjang di situ. Tanganku menempel pada dadanya yang terbuka... kapan dia masuk?
Melihatku tidur bersama seorang gadis kecil, wajah Zena-san berubah dari merah ke biru.

“...Master ...Jika kau melakukannya sekuat itu ...Aku akan hancur.”

Dari situ, seolah menunggu waktu yang tepat ini, Lulu berbicara dalam tidurnya.
Menghadap ke sana, mungkin karena dia terlempar-lempar di kasur, ada satu gadis lagi. Dia tertidur menyamping dengan punggungnya menghadap ke sini. Karena bajunya yang pendek, pantatnya yang lucu itu menghadap ke sini... aku sadar kalau dia tidak memakai celana dalam.
Selain itu di sprei ada noda merah... huh? Aku tidak menyerangnya okay?

“Me, me, mesum~~~! Satou-san baka~~~!”
<EDITOR: baka=bodoh>

Zena-san berlari ke luar sembari menangis.
Martha-chan menggaruk kepalanya, “Maaf telah mengganggu~ Silahkan nikmati waktumu~”, dan dia menutup pintunya.
Ini pertama kalinya aku disebut mesum di dunia nyata. Rasanya seperti masalah orang lain.

“Master, jika kau mempunyai baju bersih, bisakah kau berikan itu kepadaku? Sepertinya Lulu sedang datang bulan.”

Aku mengambil sebuah pakaian dari tas.

“Terima kasih. Ngomong-ngomong, apakah kau tidak mengejarnya? Jika kau tidak segera pergi, kau tidak bisa memperbaiki kesalahpahaman ini tau~”

Dia bukan kekasihku, tapi aku tidak suka jika seorang teman tetap salah paham menganggapku sebagai lolicon.
Melihat ke radar, dia berada di jalan utama di luar penginapan ini. Seperti yang diharapkan sebagai prajurit, dia sangat cepat. Dia melewati ruangan ini dengan cepat.
...Skill ini sangat berguna, tapi menakutkan jika seorang stalker mendapatkannya.
Sembari berpikiran hal-hal bodoh, aku memakai bajuku dari lantai, karena aku tidak bisa seenaknya melompat setengah telanjang. Tentu saja aku selalu memakai celanaku sejak awal.
Mengukur waktu yang tepat, aku melompat keluar dari jendela ke jalan. Aku mendarat untuk menutup rute Zena-san. Aku menangkapnya yang terkejut, dan menghilangkan momentumnya dengan berputar sekali.

“Zena-san, kau salah paham.”

“Tapi, kau tidur dengan gadis yang imut!”
“Dia masuk ke tempat tidur yang salah saat dia setengah sadar.”

Tidak apa-apa jika aku tidur bersamanya karena dia masih kecil kan?
Aku selalu memakai celanaku dengan benar sejak kemarin. Aku ingin menunjukkan ketidaksalahanku.

Aku bukan lolicon!

“Ada juga gadis lain yang berambut hitam! E, eu...”
“Maksudmu kakaknya dengan posisi tidur yang jelek, dia sedang datang bulan.”

Akhirnya Zena-san melemah..

“T, tapi, seseorang yang membeli budak biasanya membuat mereka melayaninya di malam hari, menurut Lilio!”

Dasar kau, Lilio.

“Tergantung dari orangnya, kau tahu? kedua saudari tersebut adalah pengganti untuk maid. Gadis beastkin bersikap sebagai penjaga, tapi mereka tidak cocok untuk berbelanja.

“...Tapi”

Meskipun dia mengerti, emosinya masih belum menerima huh?
Kalau aku berkata “Jika aku bermaksud untuk melakukannya, aku akan membeli wanita yang seksi.” sekarang, mungkin dia akan tambah marah.

“Hari ini kau menggunakan baju yang berbeda dari kemarin. Ada banyak rumbai hiasan yang rapi, itu cantik. Sangat menunjukkan pesona Zena-chan.”

Di saat seperti ini, lebih baik untuk memujinya dan membuatnya tersipu.
Mengatakan hal seperti “Mana mungkin... itu hanya sebuah baju... “, Zena-san berkata dengan malu namun kelihatan senang.

“Sangat indah, tapi apakah kau tidak kedinginan memakai baju seprti ini?”
“Tidak, karena aku sudah terbiasa, jadi tidak apa-apa.”

Zena-san, wanita tidak akan mengatakan kata-kata seperti itu.
Baiklah, aku seharusnya mengangkatnya dan berkata “Kau akan hangat disini”!

“Benar sekali, ada sebuah toko di depan menjual syal yang cantik. Mari kira lihat bersama-sama!”
“Benarkah? Ayo!”

Yosh, aku berhasil mengalihkan pembicaraan.
Kemudian, setelah memilih lusinan syal dan selendang, aku beri dia syal pink yang dia pilih sendiri sebagai hadiah, mood nya sudah kembali ke normal.
Wanita berbelanja benar-benar lama ya?


Saat kita kembali ke penginapan, Arisa memanggilku dari dekat kandang kuda.

“Selamat datang kembali, tuan. Aku lega kesalahpahaman sepertinya sudah terselesaikan.”

Pelaku utama tersebut yang berkata seolah ini bukan masalahnya, mendapat pukulan di dahinya.

“Aku pulang, apa yang kau lakukan di tempat seperti ini?”
“Kami meminta Liza-san untuk berbagi rotinya karena kita lapar.”
“Jadi, kau sudah selesai makan?”
“Yup, Lulu masih belum selesai makan di dalam, dia sepertinya kurang bernafsu...”

Begitu, untuk orang lambat, daging panggang mungkin terlalu susah. Aku memberikan Arisa beberapa keping koin tembaga untuk membeli buah-buahan.

Aku kembali ke ruanganku untuk berganti baju.
Zena-san menunggu di bar penginapan di lantai satu sembari meminum jus buah.

Kembali ke ruangan, aku menuangkan air ke baskom tembaga di meja dari Hell Water Jug, dan menggunakannya untuk membasuh wajahku. Karena kelihatannya rambutku sudah rapi, aku basahi tanganku sedikit untuk merapikannnya lagi. Sepertinya kita harus mencari penata rambut lain kali.

Aku berganti ke jubah yang bersih, dan memasang sepatu. Saat aku sedang mengikat sepatuku, aku menemukan buah yang kering.
Mungkinkah Arisa yang membuangnya? Walaupun mungkin, Martha-chan akan membersihkannya meski aku biarkan disitu, aku masukkan ke penyimpanan karena ada sesuatu yang ada didalam pikiranku.
Hal tersebut mengingatkanku, aku mencoba mengeluarkan [Piping Hot Meal] yang aku masukkan saat hari pertama aku ke sini, masih terasa hangat. Rasanya juga masih normal.[Piping Hot Meal] dan [Dried-up Fruit]. Karena menarik, mari kita coba tes.
Aku alokasikan 1 skill poin ke skill Item Box dan mengkatifkannya. Aku simpan sisa dari [Piping Hot Meal] ke dalamnya.
Karena mungkin aku akan lupa lagi, aku beri catatan di Notebook di dalam tabel Exchange.


“Terima kasih telah menunggu, Zena-san.”
“Tidak apa-apa, aku juga habis mengobrol dengan Martha-chan.”

“Gangguan ini akan hilang~.”, dan Martha-chan kembali berkerja,

Di tempatnya, Arisa, Liza dan yang lain segera kembali, aku memanggil mereka.

Lulu kelihatannya tidak sehat saat kembali ke ruangan. Aku bertanya kepada maid yang lewat untuk membawakan air ke kamar, dan memberinya beberapa koin tembaga sebagai tip.

Aku pergi ke luar dengan Zen-san, membawa Arisa, Liza dan yang lain.
Memasukkan 10 koin perak di tas kecil, aku berikan ke Arisa untuk mereka membeli baju ganti dan kebutuhan yang lain.
Liza dan yang lain akan bertindak sebagai pengawal dan pembawa belanjaan.

“Master, apakah boleh jika menggunakan koin yang lebih untuk membeli manisan?”
“Asalkan tidak melebihi 1 koin tembaga besar, tidak apa-apa. Karena sebentar lagi waktu makan siang, jangan gunakan semua untuk camilan.”

“Yaa~a” Arisa pergi ke jalan timur sembari mengatakannya. Pochi dan Tama berada di sebelahnya, dia terlihat seperti boss dari geng anak kecil. Liza yang mengikutinya terlihat seperti orang tuanya.

“Dia adalah budak yang sopan bukan?”
“Aku tidak tahu kalau tingkah laku tersebut cocok untuk sebuah budak. Tapi gadis itu adalah orang yang mudah bergaul.”

Aku tidak tahu bagaimana harusnya seorang budak bertindak, tapi jika dia tetap seperti itu dengan sekitarnya, aku percaya bahwa dia akan menjadi manusia yang gagal suatu saat nanti.


Karena cuacanya sangat cukup indah, kami memutuskan untuk berjalan bersama-sama ke taman terdekat sembari mengobrol.

“Apakah kau sedang libur sekarang?”
“Tidak, aku ada tugas nanti sore.”
“Bukankah kau sudah ada pekerjaan malam kemarin?”
“Benar sekali, kami tidak mempunyai orang yang cukup jadi aku hanya bisa libur setengah hari.”

Hmm? Kau rela bertemu denganku meskipun sibuk? Aku tak percaya dia sudah terlalu jatuh cinta, apakah dia mempunyai tujuan lain?

“Tidak, ini tak terlalu penting... itu adalah pengalaman dalam pertarungan yang pertama bagi beberapa orang di pasukan, jadi untuk menenangkan mereka...”

Begitu, aku pikir lagi, walaupun itu adalah sesuatu yang tidak membahayakan hidupku, aku secara penasaran merasa tenang.

Meskipun ada beberapa ingatan yang terngiang tentang pertarungan kemarin...

Tidak, walaupun ketika sedang bertarung dan setelah bertarung dengan iblis itu, Aku baik-baik saja, apakah karena ini berasa tidak nyata?

Dan meskipun aku telah membinasakan seluruh kumpulan atau ras yang seperti Liza, aku sama sekali tidak merasakan rasa menyesal, kenapa begitu?

Aku berpikir mungkin ini efek dari Special Ability yang tidak diketahui?

Pertanyaan masih berada di dalam pikiranku...

Dan terus berputar.

Sebuah bau yang nyaman menggelitik hidungku. Ketika aku membuka mataku, ada sebuah wajah yang khawatir milik Zena-san.

“Apakah kau baik-baik saja? Satou-san.”
“Maaf, aku tadi melamun. Aku tidak apa-apa.”

Walaupun aku memikirkan ini sendiri, jawabannya tidak mau keluar, mungkin aku akan bertanya ke Arisa malam ini...

Kemudian, Aku bertanya ke Zena-san untuk mengajariku untuk chanting spell di taman, tetapi karena aku tidak bisa berkonsentrasi, hal tersebut tidak berhasil. Meskipun begitu, aku terus berlanjut untuk belajar chant bagaikan sedang kabur dari sesuatu. Zena-san dengan sabar membimbingku di kondisiku seperti ini. Kegiatan tersebut berlanjut sampai waktu libur Zena-san habis di sore hari...

TL: MobiusAnomalous
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar