Minggu, 27 Mei 2018

Death March kara Hajimaru Isekai Kyousoukyoku Bahasa Indonesia : Chapter 3-1 Ke Kehidupan Sehari-hari

Chapter 3-1. Ke Kehidupan Sehari-hari


Satou disini. Tidak ingin mengalami serangan dari dungeon yang nyata lagi, Satou.

Demon arm yang hilang saat munculnya labirin muncul dipikiranku, tetapi...

Sekarang aku ingin menikmati hidup yang damai walaupun hanya untuk sesaat.


Kita diarahkan menuju lahan kosong selebar halaman sekolah ketika keluar dari labirin. Disekelilingnya terdapat pagar setinggi 2 meter. Sepertinya dibuat dengan tergesa-gesa.
Karena dinding luar dapat dilihat dari sini, tampaknya ini adalah alun-alun tempat keributan itu terjadi.

Melihat kembali ke pintu masuk labirin, tingginya 3 meter terbuat dari batu hitam pekat dengan lubang ditengahnya. Aku ingit tahu apakah itu terbuat dari obsidian?
<TLN : obsidian = sejenis batuan keras>

Ada 3 menara berjarak 50 meter dari pintu masuk. Barikade kayu dengan ujung yang runcing disusun di tempat-tempat yang tidak menghalangi tembakan turret.

“Satou-san, tolong kemari.”

Zena-san memanggil dari tenda disebrang pagar.
Ketika kami bertemu kembali, Zena-san memeluk sekuat tenaga tanpa ingin melepaskanku, tetapi rekan kerjanya, Lilio yang datang terlambat, menggodanya sehingga dia melompat panik. ...Dia pasti sangat khawatir. Apakah dia sangat menyukaiku~?

Sementara Pochi dan Tama bergandengan tangan dikedua lenganku, kita menuju ke tenda. Liza mengikuti 3 langkah dibelakangku. Apakah kita itu seorang master dan muridnya?

Aku memberikan barang bawaan ke petugas wanita di pintu masuk dan masuk ke tenda. Liza tidak ingin meninggalkan tombaknya, tetapi begitu aku mendesaknya, dia dengan enggan melepaskan tombaknya.

Bagian dalam tenda tak disangka lebar. Ini selebar setengah kelas sekolah. 
Pendeta tampan yang keluar lebih awal ada disini, sedang di interogasi oleh petugas saat mendapatkan perawatan.
Viscount dan putrinya tidak ada disini. Apakah mereka di tenda yang lain?

Karena Zena-san memanggilku, aku menuju padanya. 
Pendeta Garleon yang tampan, Nebinen-shi dan pedagang budak, Nidoren juga ada disana.
<TLN: Akhirnya julukan pendeta tampan tergantikan oleh nama aslinya Nibinen-shi. jujur menulis berulang-ulang julukannya itu melelahkan>
Orang terakhir adalah seorang kesatria berambut abu-abu dengan otot yang menonjol dan armor besi. Ksatria itu melihat kesini dan tertawa. Ekspresinya seperti anak nakal meskipun dia sudah paruh baya.

“Hoo, jadi kau magician yang disukai Zena.”
“T,tidak.”

Zena-san mencoba untuk menutupi dan menyangkalnya, tetapi ksatria itu mengabaikannya dan melanjutkan.

“Dia sangat lesu sampai keselamatanmu diketahui kau tahu. Jika pasukannya tidak mengawasinya, dia pasti akan melompat masuk ke labirin itu sendirian, itu sangat berbahaya.”
“Itu, untuk semua masalah yang kusebabkan, aku sangat menyesal.”

Kupikir ini agak aneh bagiku meminta maaf, tetapi itu lebih baik daripada hawanya menjadi canggung.

“Hahaha. Kau tidak perlu meminta maaf. Aku hanya ingin melihat orang yang dapat membuat Zena yang tidak memiliki ketertarikan apapun selain berlatih magic jadi jatuh cinta.”
“S,seperti yang kukatakan, aku tidak...”

Zena-san mencoba untuk menyangkalnya lagi, tetapi ditengahnya, dia mulai menggumamkan kata-katanya dan menundukkan kepalanya sambil terlihat sangat malu. Mengalami romcom diusia ini menyakitkan... Tidak, tubuh ini berusia 15 tahun.
Ksatria itu menatap Zena-san dengan girang, lalu meletakkan tangannya di dagu dan mengarahkan kepalanya ke arahku dengan tatapan penuh penilaian.

“Namun, meskipun dia terlihat lincah, untuk dapat keluar dari labirin dengan jumlah orang yang sedikit, bahkan seorang pria hebat pun tidak bisa membayangkan hal itu.”
“Jika gadis-gadis ini tidak ada disana, jauh dari kata melarikan diri, mungkin sekarang aku sudah berada didalam perut monster.”

Aku mengatakan hal itu untuk membuat kesan yang baik tentang Liza dan yang lain. Pochi dan Tama yang diam-diam jongkong disampingku melihat ke atas dengan penasaran, aku mengelus kepalanya untuk membungkam mereka. Liza dengan tenang membungkuk tetapi dia bijak memilih untuk tidak mengatakan apa-apa.

“Mereka memang terlihat kuat. Aku ingin menjadikan mereka bawahanku jika mereka bukan demi-human.”

Ksatria ini, meskipun dia terlihat seperti orang baik yang tidak peduli dengan perbedaan ras, diskriminasi terhadap demi-human sepertinya sudah mendarah daging~
Aku merespon sambil tersenyum kecut.

“Mereka adalah rekan baikku yang sudah bersama denganku.”

“Fumu, jika tidak, itu tidak mungkin untuk menerobos labirin. Aku minta maaf, orang-orang di wilayah ini selalu aneh dengan ras demi-human, jadi mereka tidak disukai apapun yang terjadi.

Jadi bukan hanya prasangka sederhana tetapi perselisihan antar ras ya... tidak heran itu mendarah daging~

“Komandan! Persiapannya selesai.”

Seorang magician wanita yang memakai jubah seperti pesulap memanggil.
Persiapan apa?

Ada litograf diatasnya. Batu Yamato lagi setelah 3 hari huh? Ini lebih besar dari yang pernah aku lihat saat itu. 
Komandan-san memanggil orang-orang yang telah berhasil melarikan diri dari labirin dengan suara yang keras.

“Aku tahu mungkin ini tidak sopan, tetapi semua orang yang lolos dari labirin perlu diperiksa dengan batu Yamato. Ini adalah batu Yamato asli yang dipinjam dari earl. Bahkan status abnormal akan ditampilkan. Ini demi membuktikan bahwa tidak ada yang dirasuki demon.”

Semua orang awalnya tidak terlihat senang, tetapi mereka menjadi diam setelah diberitahu bahwa itu untuk mengetahui apakah mereka kerasukan demon atau tidak. Karena semua orang disini melihat saat  Demon Arm keluar dari Uusu di alun-alun saat itu.

Tetapi, membiarkan levelku tetap 1 dan tanpa skill walaupun aku telah berhasil keluar dari labirin itu terlihat buruk.

Sudah lama sejak aku mengoperasikan menu dengan pikiran, aku membuka tab exchange. Karena para gadis beastkin berlevel 13, ayo kita buat diriku sedikit lebih rendah pada level 10. Buat keterampilan seperti pedagang dengan [Arithmetic] dan [Estimation]. Apakah aneh jika tidak memiliki skill yang berhubungan dengan pertempuran?
Mari kita tambahkan [Avoid].


Ketika giliranku, aku meletakkan tanganku diatas batu Yamato. Yap, statusku telah diperbarui dengan informasi yang kutetapkan sebelumnya.

“Memang, [Pedagang Lincah] ya.”

“...Kamu dengar itu dari Zena-san kan?”

“Itu benar, kau tahu dengan baik. Tetapi, meskipun bukan tentara atau explorer, untuk memiliki level itu pada usia muda, kau pasti sudah melalui banyak hal.”

“Ini tidak begitu hebat.”

Kerendahan hati?
Faktanya, orang ini berlevel 30 pada usia 29 tahun. Menjadi level 10 pada usia 15 tahun bukanlah hal yang mudah dibanggakan. Apakah karena sulit untuk naik level disamping melakukan pertempuran?

Teriakan kecil terdengar dari belakang.
Mereka tampaknya terkejut bahwa untuk seorang budak memiliki level 13 dan bahkan memiliki 4 skill. 

Liza memasang ekspresi yang sulit dibaca seperti biasanya, tetapi ekornya sedikit berkedut. Dia mungkin sedikit bangga.

Selanjutnya Pochi. Karena tangganya tidak sampai, Liza mengangkatnya dari belakang. Dia terlihat sangat senang tangan dan kakinya bebas di udara.
Petugas batu Yamato memberitahu untuk meletakkan tangannya. Teriakan lebih besar dari yang sebelumnya. Untuk usia 10 tahun memiliki level 13 mungkin itu luar biasa. Skillnya juga ada 4.
Ekor pochi bergerak-gerak dengan kencang. Dia melihat kesini dan membuat suara dengan hidungnya.

Yang terakhir Tama. Sama seperti Pochi, Liza mengangkatnya. Apakah dia juga ingin tangan dang kakinya bebas di udara? Dia terlhiat sangat senang, ekornya berayun-ayun di kaki Liza.
Ketika statusnya ditampilkan, teriakannya lebih kecil dari Pochi. Statusnya sama bagusnya dengan Pochi, tetapi karena ini sudah yang ketigakalinya, faktor kejutan sudah memudar. Tama terlihat tidak puas.

“Pasti sulit untuk melatih budak demi-human sampai ketingkat itu.”

“Tidak sesulit itu. Karena gadis-gadis itu luar biasa.”

Memang benar aku berjuang, tetapi kemampuan gadis-gadis itu adalah fakta juga. Meskipun aku tidak akan mati bahkan tanpa mereka, aku pasti akan memiliki waktu yang tidak menyenangkan dengan perangkapnya.

Inspeksinya selesai dengan gilirannya Tama. 

Tampaknya semua orang kecuali Nibinen-shi yang sedang berbincang-bincang dengan petugas berambut putih itu diperbolehkan pulang.

“Nah, karena pemeriksaannya selesai, apa tidak apa-apa kalau kita pulang?”

“Aku minta maaf, aku ingin mendengar saat demon itu muncul darimu sedikit lebih banyak.”


Aku, Zena-san, dan Nibinen-shi, kita bertiga menceritakan peristiwa yang berlangsung hingga kita ditelan oleh labirin secara lebih rinci kepada komandan dan petugas berambut putih.

Sedikit memalukan ketika Zena-san secara berlebihan memujiku atas penanganan yang kulakukan dengan Uusu. Bahkan Nibinen-shi menyimpulkan bahwa aku telah meredakan kemungkinan pemberontakan dan berurusan dengan agitator didalam kerumunan... Yah, itulah kenyataannya.

Karena aku ingat kata-kata demon ketika kami masuk ke labirin. Nibinen-shi menyuruhku untuk memberitahukannya.

“Demi kebangkitan penuh ya...”
“Aku tak tahu berapa banyak magic power yang dibutuhkan untuk kebangkitan demon, tetapi disini dekat dengan dragon line.”
“Benar, karena dekat dengan earth vein... Bahkan saat itu, masih diperlukan beberapa bulankan? Sebelum itu mari kita panggil explorer level tinggi dari kota labirin, Ceribila dan mengakhiri semuanya.”
<TLN : dragon line = garis naga, earth vein = urat bumi>

Yup, banyak kata yang tidak kuketahui sehingga sulit untuk mengikuti alur ceritanya. Disamping itu, Zena-san yang mengepalkan tangannya menangguk dengan serius.

Mari kita rangkum kata-kata yang aku pahami untuk saat ini, tidak apa-apa meninggalkan demon sendirian selama beberapa bulan, sebelum itu, panggil explorer level tinggi untuk mengalahkannya? Seperti itu?

Setelah itu, monster seperti apa yang muncul di labirin? Berapa banyak dari mereka yang muncul disaat yang bersamaan? Jebakan apa saja yang ada disana? Berbagai hal seperti itu terus ditanyakan.
Aku hanya melaporkan setengah dari pertempuran yang pernah kita lakukan tetapi aku tidak menyembunyikan musuh apa saja yang keluar.
Awalnya itu hanya pemeriksaan fakta saja, tetapi ketika cerita tiba pada saat kita bertemu Viscount Belton tepat sebelum ruangan penuh monster tulang, wajah si petugas menjadi aneh.

“Ada yang salah?”
“Tidak~. Apakah kau benar-benar bertarung melawan banyak pertempuran seperti itu tanpa spellcaster? Lebih jauh lagi, dari waktu labirin muncul sampai kau melarikan diri, setiap waktu pertarungan benar-benar singkat kurasa? Apakah kau benar-benar beristirahat?”
“Tentu saja. Karena kita bukan mesin.”
“Ya, tentu saja.” (Ini kemungkinan Zena)
“Ya, kami beristirahat 3 kali, masing-masing selama 3 jam.”
“Itu tidak terlihat seperti kamu hanya menyombongkan diri.”

Huh? Apakah aku melakukan kesalahan?

“Ini pasti party dengan kerjasama yang sangat baik. Kau sangat hebat untuk tidak terbunuh saat bertarung sampai akhir bahkan dengan kecepatan tinggi seperti itu.”

 “Itu benar~ Bahkan jika satu orang saja mengalami cedera serius, kau akan terbunuh... Jika aku bersamamu maka aku bisa menjadi support atau healer.”

Ah, mata Zena-san mulai berair.

“Di tengah jalan, kita menemukan persembunyian alkemis, dan kita menemukan banyak magic potion. Ini berkat hal itu~.”

Aku akan menodai diriku sendiri untuk menghentikan tangisan seorang gadis. Ayo skill deception bekerjalah~.

“Umu, sudah kuduga jika tidak ada cara untuk penyembuhan, dengan pertarungan sebanyak itu tidaklah mungkin.”

Ya, kita mengalami kesulitan. 
Kapanpun gadis-gadis beastkin itu pasti akan terkena damage, aku segera berlari dan menangkis serangan itu. Jika mereka akan dikepung, aku akan menyerang musuh.
Aku sangat ingin skill provocation. Ayo coba apakah aku bisa mendapatkannya atau mungkin di lain waktu.


Oh iya, aku harus memastikannya sebelum lupa.

“Um, bisakah aku bertanya sesuatu?”

“Apa? Aku tidak keberatan selama itu bukan rahasia militer. Ngomong-ngomong, putriku berusia 15 tahun dengan bokong cantik dan sangat populer.”

Apa yang dikatakan orang ini? Mari kita abaikan dengan sopan.

“Ini tentang labirin, aku pikir itu akan menyebar. Apakah baik-baik saja membiarkan labirin itu menyebar seperti ini?”

“Oh, apakah aku tidak menjelaskannya?”

Kau tidak.

“Labirin itu tidak akan menyebar ke mana-mana lagi. Aku bisa memastikannya bahwa tidak ada bahaya seperti kota runtuh.”

“Aku ingin mendengar alasannya kalau boleh...”

“Umu, baiklah. Tentara berkolaborasi dengan para magician dan alkemis untuk membuat penghalang. Upacara konsekrasi yang melibatkan semua kuil di kota juga sedang diadakan. Dengan perisai ganda ini, labirin telah dibatasi dari penyebaran dibawah kota.”

Aku mengerti.
Namun kupikir kuil dan magician terlihat seperti sedang dalam kondisi yang buruk.

“Aku mengerti apa yang kau pikirkan. Untuk kuil dan magician yang berada dalam kondisi buruk untuk bekerja sama begitu cepat, itu karena perintah earl. Meski begitu, isolasi cepat labirin ini berkat laporan cepat magician Zena.”

“Itu berkat Satou-san yang mengutamakan pelaporan.”

Kemudian, aku, dan Zena-san saling melempar pujian, hal itu terus berlanjut hingga petugas berambut putih dan komandan dengan terampil menghadapinya. Jika dibiarkan sendiri, aku tidak tahu berapa lama ini akan berlanjut... GJ petugas berambut putih.

“Itu sebabnya, selama penghalang dirawat dengan serius, labirin tidak akan membahayakan kota. Apa kau bisa mengerti?”

“Ya, aku lega.”

Apanya yang lega. Karena aku takut jika penginapan runtuh saat aku tertidur!

TL: Isekai-Chan
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar