Jumat, 25 Mei 2018

Death March kara Hajimaru Isekai Kyousoukyoku Bahasa Indonesia : Chapter 2-9 Labirin Demon (2)

Chapter 2-9. Labirin Demon (2)


Satou di sini. Aku sudah menyerah pada gagasan bahwa ini adalah mimpi, tapi sekarang aku berpikir bahwa ini mungkin bukan kenyataan tapi di dalam game, aku mengalami keraguan seperti itu setelah merasa bingung. Jika seperti itu aku lebih suka dunia eroge, Satou.

Aku beruntung menghadapi jangkrik sebagai musuh pertama di labirin, meskipun aku berharap itu bisa membuatku keluar dari labirin dengan mudah.

Tanpa menarik perhatian.  


“Apa itu magic core?”

“Magic core bisa menjadi uang. Jika kau memberikan bagian tubuh dari monster ke penjual, kau bisa mendapatkan berbagai macam hal.”

Jawaban Liza tidak sepenuhnya salah, tetapi bukan jawaban yang ingin kudengar, kurasa mengharapkan jawaban seperti jack-of-all-trade Nadi-san tidak mungkin.

Liza mengambil bola yang tertutup kotoran darah hijau dari monster itu. Ini adalah bola merah sekitar setengah ukuran kepalan tangan. Karena warnanya merah kusam, itu mungkin tidak dapat digunakan sebagai perhiasan.

Setelah dia kembali, aku memberikan kantong dari tasku ke Liza. Aku juga memberinya sedikit sisa kain kotor untuk menyeka sisa darah.

“Taruh magic core di dalam kantong ini. Juga gunakan tombak ini.”

Aku memberikan kantong itu ke Pochi dan memberikan tombak jangkrik ke Liza. Dagger yang dimiliki Liza diserahkan ke Tama.
Bertukar equipment, benar-benar RPG ya~.

“Liza, untuk pengambilan magic core berikutnya, Tama dan Pochi akan membantumu, jadi ajari mereka melakukannya.”
“Ya, aku mengerti.”
“Oke, nanodesu.” 
“Ay~“

“Oh iya, Pochi.”
“Ya, nanodesu.”
“Kau tidak perlu memaksakan diri untuk mengatakan nanodesu, oke?”
“Jika aku tidak mengatakannya, aku akan dipukul, nanodesu.”

Aku mengerti, dia di didik untuk melakukannya ya… Karena aku hanya master sementara, tidak perlu memperbaikinya.

“Baiklah kalau begitu, tapi aku tidak akan marah bahkan jika kamu tidak menggunakannya, jadi jangan memaksakan diri.”
"Iya... nanodesu."

Kita berdoa untuk siapa pun korban jangkrik dan keluar dari ruangan. Aku menulis nama mayat itu dalam memo.

Aku membandingkan status para gadis beastkin sebelum dan sesudah pertarungan, tetapi disamping stamina mereka, tidak ada yang berubah.

Jadi mereka tidak akan mendapat exp hanya dengan bersamaku?
Lalu, bagaimana cara tentara atau pendeta menaikkan level mereka?

Jika aku bisa menaikkan level ketiganya, bahkan jika kita bertemu lebih banyak orang di jalan, itu tidak masalah, bagaimanapun itu tidak semudah itu.

Karena dunia ini seperti permainan, haruskah aku mencoba pendekatan seperti permainan?

“Tama, jika kamu melihat batu sebesar magic core tadi bawalah.”
“Ay!”


Kita berjalan dengan lancar sampai jalan menjadi bercabang. 
Mereka semua mengarah ke ruangan yang sama, tetapi salah satu jalan memiliki ruangan lain di tengah jalan. Salah satu dari jalan tersebut terdapat monster tetapi ruang tengah memiliki dua raksasa ulat level 10. Dan, ada juga manusia di sana … Ayo bantu mereka.

“Jalannya bercabang~, nyan.”

Saat persimpangan terlihat, laporan datang dari Tama. Kau tidak perlu menambahkan kata-kata aneh untuk membangun karaktermu… 
Aku memuji Tama sambil mengelus kepalanya. Dia tampak geli.
Karena Pochi menatap dengan iri, aku juga mengelus kepalanya dengan lembut.
Karena keduanya setinggi dadaku, mereka mudah dielus. Apakah tinggi mereka sekitar 120 cm? 
Liza sedikit lebih tinggi dariku … sekitar 165 cm.

“Ayo kita kekanan.”

Kita melangkah lebih jauh. Ada sesuatu yang muncul di radar tetapi apa itu?

“Ada serangga disana~ nanodesu.”

Tama memperingatkan. Kali ini dia meniru Pochi ya?
Sekarang, bagaimana kita mengalahkan musuh yang tak terlihat?

Karena aku bisa melihat posisi kasarnya dari radar, aku melihat ke sana. 
Aku terus melihat ke sana.

Tampilan AR muncul dengan nama dan level monster.

Tak pandang bulu, Aku menembak berulang kali ke tempat dimana AR berada.

Phew phew phew. Bota.
<EDITOR: Hanya suara tembakan>

Sepertinya salah satu tembakan mengenainya, ulat jatuh ke tanah.

“Tama, lempar dengan batu itu.”

Tama melempar sekitar 3 kali. Setelah lemparan kedua, tubuh ulat menangkis batu. Tampaknya hanya satu dari serangan yang memberi damage.
Ulatnya mendekat.

“Pochi, Tama mundur. Liza, kemari. Pukul satu kali dari belakangku.” 

Sambil menahan sebanyak yang aku bisa, aku menendang ulat yang ingin menabrakkan diri untuk mengulur waktu.
Liza menyerang dengan tombak pada kesempatan itu! HP ulat berkurang sekitar 10%.
Setelah memastikannya aku menembaknya dua kali sampai mati.

“Liza, Tama, aku menyerahkan tugas pengambilan magic core kepada kalian. Pochi ikuti aku, ada monster lain disana.”

Tama memberikan batu ke Pochi. Berapa banyak yang dia ambil?

Ada ulat yang sama seperti sebelumnya di dalam ruangan.
Selanjutnya, ada mayat seorang wanita muda dan seorang anak laki laki yang terlihat seperti budak tergeletak di tanah. Berbeda dengan jangkrik sebelumnya mereka tidak dimakan.

“Pochi, ketika kita masuk ke ruangan, lemparkan batu ke monster dari sisiku. Setelah kau kehabisan batu, kembalilah ke tempat Liza.”

Aku dengan santai memasuki ruangan dan menembakkan magic gun. Seperti yang diinstruksikan, Pochi melempar 2 baru dari jarak dekat.
Ulat yang terbentur batu itu berbalik ke arah Pochi, meludahkan racun. Dalam waktu singkat, aku menendang kepala ulat yang mengalihkan arah. Ulat itu mati hanya dengan tendangan itu.

Pochi yang telah selesai melempar batu berlari kembali ke lorong.

Menuju lorong yang berlawanan.
Apakah dia bingung dan salah mengira jalannya?

“Pochi, berhenti.”

Aku segera mengejarnya. Memindahkan bangkai ulat, aku terlambat.

“ Uwa~~~ jangan datang, jangan datang kemari~~~!”

Huh? Siapa itu? Itu bukan suara Pochi. ada orang yang lewat!
Aku melihat radar. Posisinya berbahaya.

“Pochi, berhenti!”

Oke, dia dapat mendengarku dengan baik sekarang. Pochi akan kembali ke sini. Pria sebelumnya menghilang dari radar.

Namun, mengapa orang itu melarikan diri?
Apakah dia mengira Pochi sebagai monster?
Atau apakah dia merasa bersalah karena meninggalkan dua orang tadi sebagai umpan…

“Master! apakah kau baik-baik saja?”
“Kau baik-baik saja?”

Liza dan Tama datang kemari dengan berlari.

“Ah, aku baik-baik saja. Ayo kembali ke ruangan sebelumnya untuk mengumpulkan magic core.” 
“ Aku minta maaf, nanodesu.”

Pochi meminta maaf dengan telingannya yang lesu. Ekornya juga melengkung di antara pahanya.

“Pochi, melarikan diri tidak apa-apa. Tetapi panik tidak baik oke. Apakah kamu mengerti?”
“…Iya.”

Aku mengelus kepala Pochi, pom pom.

Ketika kita sampai di ruangan, Liza dan Tama sedang membongkar ulatnya. Aku menulis nama dua mayat di memo itu, aku bertanya-tanya apakah ada sesuatu yang bisa digunakan… aku meminta Pochi untuk memeriksanya
…karena biasanya kau tidak ingin menyentuh mayat, kan?

“ Haruskah aku melepaskan pakaiannya?”

Pochi bertanya, tetapi kita tidak benar-benar membutuhkan pakaian. Aku baru menyadari, tetapi para gadis beastkin itu tidak memakai sepatu.

“Ambil alas kakinya. Biarkan pakaiannya seperti apa adanya.”

Pochi memberikan benda yang dikumpulkan. Cowok budak tidak memiliki apa-apa, tetapi wanita itu memiliki dompet dan perhiasan seperti cincin dan kalung. Aku membuat folder di storage dan menamainya, kemudian aku menaruh benda kenang-kenangan disana. Aku akan memberikannya kepada keluarga almarhum nanti. Aku baru saja mendapat ide untuk memotong rambut dari keduanya dan memasukannya ke alam folder kenang-kenangan.

Sandal itu dipakai Pochi dan Tama. 
Liza, sebagai yang paling besar, harus menunggu gilirannya nanti. Di ruangan sebelah dengan ulat raksasa, harusnya ada sepatu dari orang tadi, jadi dia tidak perlu menunggu lama.


Eksperimen untuk menyerang, berapapun damagenya, tampaknya berhasil. Tama dan Liza meningkat satu level, Pochi meningkat dua level.

Rupanya mereka otomatis belajar skill jika mereka naik level, Pochi mendapat skill [Throwing], Tama mendapat skill [Collecting] dan Liza mendapat skill [Dismantling].

Tetapi aku tidak memiliki skill dismantling… aku harus mencoba memotong ikan nanti.

Tunggu ada yang aneh dengan skill Liza. 
Skill dismantling berwarna abu-abu meskipun skill spear putih. Skill Pochi dan Tama juga berwarna abu-abu. 
Aku ingin tahu apakah mereka belum diaktifkan. Mereka akan lebih kuat jika aku bisa mengaktifkannya tapi…

Nilai atribut mereka juga meningkat, tetapi misalnya, STR ditulis sebagai 15 (18), jadi sepertinya tidak langsung naik.

Masih ada sekitar 100 ruangan sebelum pintu keluar, mari kita pecahkan misterinya sampai saat itu!

Aku memimpin para gadis beastkin (Tama-Pochi-Liza) keluar dari ruangan.

>Title [Trainer (Tamer)] Acquired

TL: Yukichan
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar