Sabtu, 26 Mei 2018

Death March kara Hajimaru Isekai Kyousoukyoku Bahasa Indonesia : Chapter 2-10 Labirin Demon (3)

Chapter 2-10. Labirin Demon (3)


Satou disini. Orang lemah yang sangat merindukan matahari, Satou.

Meskipun dungeon terlihat baik-baik saja jika didalam game.

Melawan serangga, katak, serangga, ular di rawa, basement yang lembab semakin melelahkan.



Kami telah melewati 6 ruangan sejak saat itu, tetapi kami tidak menemukan manusia yang hidup. Kami hanya menemukan beberapa mayat...

“Master, pengambilan magic core selesai.”
“Oke, ayo istirahat sebentar.”

Liza dan yang lainnya bergantian minum dengan botol setelah mengisi penuh mulutnya dengan air.
Sebelum aku menyadarinya, cara mereka memanggilku telah berubah dari [Danna-sama(Tuan)] menjadi [Goshujin-sama(Master)]. Karena sepertinya lebih mudah bagi mereka, kubiarkan saja.

Liza menjatuhkan botol air.
Airnya tumpah...

“A, aku minta maaf! Master!!!”

Liza mati-matian mengambil botol air. Tangannya terlihat tidak stabil.
Kalau dipikir-pikir, Akurasi lemparan Tama dan Pochi juga buruk dipertempuran sebelumnya...

“Apa kau lelah?”
“Aku sangat menyesal! Aku menyia-nyiakan air yang penting. Tolong hukum aku dengan cara apapun.”

...Kau melebih-lebihkan. Tidak, Liza tampaknya serius.

“Liza, kita bisa mendapatkan air kembali. Daripada itu, apa tubuhmu baik-baik saja?”
“Aku minta maaf... Aku merasa berat sejak tadi. Aku sudah mencoba menggerakkan anggota tubuhku tetapi mereka tidak mau bergerak.”

Tama dan Pochi minum sambil berbaring di tanah, terlihat tidak bernyawa.
Mengkonfirmasi status mereka, tampaknya tidak ada kelainan apapun. Mereka mungkin lelah.

“Istirahat sebentar dibatalkan, kita akan istirahat penuh.”

Aku mengangkat Pochi dan Tama di lenganku dan meminumkan mereka air. Aku mendistribusikan kentang goreng ketiga gadis beastkin. Mereka terlihat sangat mengantuk, tetapi mungkin karena lapar mereka memiliki kekuatan yang tersisa untuk terus makan.

“Setelah selesai makan, tidurlah selama 3 jam.”

Pochi dan Tama tidur dengan kakiku sebagai bantal. Liza dengan malu meringkuk menjadi bola agak jauh dariku. Ketiganya tertidur pulas, aku mengamati status mereka.

Nilai atribut meningkat sebesar 1 setiap 10 menit, kembali ke nilai aslinya. Setelah 2 jam istirahat, skill yang berwarna abu-abu berubah menjadi putih.

Berbicara tentang skill, jika ketiganya naik level maka skill mereka akan meningkat kan?
Mereka tidak mendapatkan skill hanya dengan melakukan sesuatu?

Rupanya peningkatan dari level up diterapkan setelah kau tertidur.
...ini benar-benar seperti masterpiece dari labirin klasik. Ini menakutkan jika kau tidak berada didalam kandang.
<TLN: Peribahasa jepang?>



Kami melewati lebih banyak ruangan setelah itu. Batas sebelum kita perlu istirahat sekitar 3 level up berdasarkan sebelumnya, kita harus istirahat setelah melewati dua ruangan lagi...

“Stop!”

Jarang sekali Tama memberi peringatan dengan tegas.
Tetapi tidak ada musuh didepan?

“Ada apa?”
“Tanahnya ~aneh?”

Dia menjawab dengan pertanyaan. Ada yang salah, tetapi dia tidak tahu apa itu? Aku mengamati tanahnya dengan hati-hati, tekstur tanahnya memang terlihat berbeda. Meskipun warnanya tidak...

Sebelum aku dapat memahami apa perbedaannya, tampilan AR dengan [Trap:Life Drain] muncul.

Benar, ini labirin, harus ada perangkap.
Karena tidak ada sampai sekarang, aku lupa tentang itu.

“Kerja bagus, Tama. Ada jebakan disitu.”
“Ay!”

Aku mengelus kepala Tama dan telinga kucingnya.

Aku memerintahkan ketiganya untuk mundur dan mencoba melempar batu kejebakannya, tetapi itu tidak aktif. Dari nama jebakan itu, mungkin hanya bereaksi terhadap makhluk hidup.
Karena aku tidak tahu jangkauan jebakan itu, aku tidak yakin kita bisa aman melewati pinggirannya. Aku bahkan tidak akan mempertimbangkan membuat gadis beastkin melewatinya.

Ada monster tikus di ruangan setelah ini, mungkin aku akan mencoba memancing mereka kesini dengan batu.
Aku melempar 3 batu berturut-turut.

“Tikus datang.”

Menanggapi laporan Pochi, aku membuat ketiganya mundur. Tikus ini hanya berlevel 10 dan lemah, tetapi mereka berkelompok. Karena aku tidak yakin apakah mereka dapat menembus perangkap atau tidak, mari kita ambil jarak.

Tikus-tikus tertangkap dalam sengatan hitam jauh dari lokasi pereangkap. Akhirnya, ketiga tikus ini terperangkap di lokasi terpisah. Sepertinya jebakan itu tersebar di lorong ini.

>[Trap Release Skill Acquired]
>[Trap Usage Skill Acquired]
>[Trap Discovery Skill Acquired]

Karena perangkap itu mungkin adalah tipe yang dapat diaktifkan kembali, kita meninggalkan magic corenya.
Aku langsung mengalokasikan poin untuk skill Trap Discovery dan mengaktifkannya.



Liza menusuk si katak raksasa dengan sekuat tenaga. Pochi dan Tama kemudian melompat dari setiap sisi berlawanan untuk memberikan serangan terakhir ke kepala katak dengan dagger mereka.

“Baik! Kalian berhasil!”
“Ya!”
“Ay!”
“Nano desu!”

Aku memuji karena berhasil membunuh monster pertama yang mereka lakukan sendiri. Karena lawan hanya level 10 dengan tongue restrain sebagai spesial skill, aku mencoba membiarkan mereka untuk mengalahkannya dan mereka melakukannya dengan baik. Kekuatan bertarung beastkin memang lebih tinggi dari manusia pada level yang sama.

Ruangan ini 3 kali lebih besar dari sebelumnya. Ada kemungkinan lebih banyak musuh dengan luasnya ruangan ini, tetapi aku tidak bisa merasakan tanda-tanda mereka.

Ada sebuah rumah ditepi ruangan. Atapnya terbelah menjadi dua. Itu mungkin karena terbawa ke labirin. Sayangnya, tidak ada tanda-tanda manusia di radar...

Liza mulai membongkar kataknya, Pochi dan Tama tetapi menjaga pintu masuk. Kali ini, giliran Liza yang membongkar huh. Karena ada skillnya, aku telah menetapkan rotasi untuk tugas itu.

“Pochi, Tama, ayo kita cek rumah itu. Ikuti aku.”

Aku pergi menuju rumah bersama keduanya.
Tidak ada mayat dari korban di rumah tetapi berbagai hal sebaliknya. Rupanya ini adalah rumah orang kaya.

Dua hiasan pedang pendek yang memiliki kekuatan serangan yang layak ketika aku memeriksanya dengan skill aprisial. Dalam mode stereotip, ada brankas tersembunyi dibalik lukisan dinding. Aku meledakkan bagian kunci dengan magic gun dan memeriksanya. Selain kantong berisi emas dan permata, ada juga magic material yang disebut Dragon Powder dalam botol kecil. Apakah pemiliknya seorang alkemis?

Kami mengumpulkan sejumlah kecil perhiasan, tetapi kami menghiraukan barang-barang besar seperti patung, karya seni, dan sejenisnya.
Diantara karya seni, ada beberapa kepala binatang di tiang. Meskipun aku tak terlalu peduli, tapi apakah itu sedang dalam proses perbaikan? Aku ingin melihat proses pengisapan hewan fantasi.

>[Excavation Skill Acquired]
>[Treasure Discovery Skill Acquired]
>[Treasure Chest Unlock Skill Acquired]

Ada magic tool api (Tinder Rod) didapur. Ini satu-satunya magic tool disini, tetapi kami mengambil panci, dan alat makan untuk 4 orang.
Karena aku bisa mendapatkan air kapan saja dari botol air, dan ada banyak botol air kecil, jadi aku memasukkan minyak kedalamnya untuk membuat bom molotov dan menempatkannya didalam storageku.

“Disini, keju dan daging kering! nanodesu~♪”

Pada lemari yang ambruk ada roti besar, 3 keju dan beberapa daging asap didalamnya. Setelah mengkonfirmasi bahwa mereka tidak busuk dengan AR, aku memotong beberapa untuk Pochi dan Tama.

“Ayo kita makan sisanya dengan Liza.”
“Ay!”
“Iya! Lezat nanodesu~”

Aku memberikan tas berisi makanan ke Tama dan tas berisi aksesoris serta senjata ke Pochi, sementara aku memegang kendi air dan bak mandi, kami keluar.

Ketika kami keluar, pengambilan magic core telah selesai.

“Master, aku punya sedikit permintaan... apakah tidak apa-apa untuk menyalakan api?”
“Api dibawah tanah? Apa alasanmu?”

Liza bimbang untuk sesaat,

“U,um, aku ingin makan daging katak... aku minta maaf.”
“Kau tidak perlu minta maaf, tapi apakah itu aman untuk dimakan?”
“Ya ini aman, aku sudah pernah membongkar dan memakan katak dari jenis yang sama dulu. Ada organ dalam yang beracun tetapi kalau kita menghindarinya tidak apa-apa. Tetapi jika tidak dipanggang bisa membuat keracunan.

Ya, bahkan jika ini ada di bawah tanah, ada aliran udara dan kita sudah naik sedikit jadi tidak perlu khawatir kekurangan oksigen.

“Baiklah, aku mengizinkannya.”

Liza menginstruksikan Pochi dan Tama untuk memotong kaki katak, sementara dia sendiri mengambil balok kayu dan chip dari tasnya. Aku mengerti, karena inilah dia mengumpulkan kayu disetiap ruangan.

Aku menghentikan Liza yang ingin membuat api dengan batu, dan menggunakan magic tool api (Tinder Rod) dari sebelumnya untuk menyalakan api... Chakkaon?
<TLN: Entah referensi dari mana, hiraukan saja>

Aku memberikan peralatan masak dan makan yang didapat dari rumah ke Liza.
Tak lama, Tama dan Pochi memegang daging kaki diatas kepala mereka.

“Daging~”
“Nano desu~”

...Aku penasaran, mereka terlihat lebih bahagia daripada dengan daging asap tadi.

Liza memotong daging menjadi potongan-potongan dan meletakkannya dipenggorengan.

Dia menusuk daging panggang dengan tusuk sate dan memberikannya padaku.
...Apakah aku harus memakannya?

“Terimakasih Liza.”

Aku mempersiapkan diri dan memakannya... Rasanya seperti ayam tapi jujur, ini sedikit ringan. Aku kira itu tidak bisa dihindari karena kita tidak memiliki bumbu seperti garam. Sangat sulit untuk kembali kerumah itu hanya untuk mencari bumbu.

Ketiganya menatapku yang sedang makan.
Oh iya, mereka menunggu izinku.

“Berhenti melihat dan makan. Jika kau tidak makan dan istirahat dengan benar, kita tidak bisa keluar dari labirin!”

Setelah mendapatkan izin Pochi dan Tama mulai makan daging dipenggorengan. Liza tidak hanya menggoreng daging, dia juga memakannya.

Aku melirik mereka sambil memanggang roti hitam, keju dan daging asap untuk memakannya. Setelah itu, siklus pembongkaran, pemanggangan dan makan-makan berulang selama 30 menit, makannya selesai setelah bahan bakarnya habis.

Sesuai saran Liza, aku membungkus sebongkah daging dengan kain dan memasukannya kedalam tas untuk berjaga-jaga. 

Jika kondisinya sama seperti sebelumnya, mereka akan lelah setelah 2-3 pertempuran, jadi kami akan memanfaatkan waktu ini untuk beristirahat sepenuhnya.
Aku membiarkan ketiganya untuk mandi di bak, memberi mereka pakaian baru untuk ganti, dan membiarkan mereka tidur dengan selimut.

Meskipun mereka akan segera kotor dalam pertempuran, bukankah kamu merasa lebih baik untuk tidur dengan pakaian yang bersih?


TL: Isekai-Chan
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar