Rabu, 07 Februari 2018

Death March kara Hajimaru Isekai Kyousoukyoku Bahasa Indonesia : Chapter 2-4 Kencan Siang Hari dengan Soldier-san


Chapter 2-4. Kencan Siang Hari dengan Soldier-san


Satou disini. Dibandingkan dengan hero, aku lebih ingin menjadi magician.

Chanting adalah game mustahil yang menyakiti hatiku.

Aku terobati sedikit setelah para gadis berbicara dengan Zena-san dan temannya.



“Aku minta maaf buat keributan tadi. Mereka bukan gadis yang jahat, hanya karena tidak biasa aku bersama seorang pria...”

Dia memandangiku dengan mata yang mengadah. Sebenarnya dari awal juga tidak terasa seperti mereka itu jahat, ini benar-benar canggung.

“Mereka sepertinya orang-orang yang menyenangkan. Aku tidak membencinya.”

“Aku senang kau berfikir seperti itu. Oh iya, kau terlihat kesusahan di depan toko magic tadi, ada masalah apa?”

“Ya, aku menemui jalan buntu saat belajar chanting. Aku berfikir mungkin mereka punya buku untuk berlatih chanting, tapi seperti yang kau lihat mereka tutup.”

“Satou-san, kau, ummm tidak apa-apa kan memanggilmu Satou-san?”

“Tentu saja.”
Aku juga sudah memanggilmu Zena-san tanpa permisi.

“Apa Satou-san bukan hanya pedagang yang lincah tetapi juga seorang magician yang sedang berlatih? Oh iya, hari ini kau tidak menggunakan jubah yang mewah~, aku pikir yang ini lebih cocok untukmu.”

Jadi sudah fix bagian lincahnya, gadis ini, uhh.

“Aku ingin bisa menggunakan Life magic jadi aku berlatih, tetapi aku hanya tidak bisa melakukan chantingnya dengan benar...”

“Coba kuingat lagi, untuk wind magic, biasanya dimulai dengan  ■■■■ tetapi jika mencoba untuk memaksa merapalkannya, itu terdengar seperti lyu~lia la~lule li la~o. Kalau hanya dihafalkan, maka semua orang bisa melakukannya.”

Zena-san memiringkan kepalanya sambil “Bagaimana aku menjelaskan bagian ini” –terlihat diwajahnya.

“Ritme. Iya, coba tolong merapalkannya dengan pelan dan ingatlah ritmenya. Lalu sambil mengingat ritmenya coba tingkatkan kecepatannya lalu itu menjadi ■■■■ !"

Aku mengerti~, Ngomong-ngomong walau yang dia katakan bukan rahasia, itu bukan hal yang boleh untuk diberitahukan kepada orang lain kan?

 “Ritme huh... Aku mengerti, terimakasih banyak professor. Aku akan berlatih dengan keras sesuai arahan tadi.”

“Ya, aku senang bisa membantumu.”

Zena-san tersenyum.
Aku harus memberinya sesuatu sebagai ucapan terimakasih.


Aku memutuskan untuk ikut dengan Zena-san ke kuil Parion di distrik barat.

“Ngomong-ngomong, sudah berapa lama Zena-san berlatih sampai bisa menggunakan wind magic?”

“Latihan sesungguhnya 3 tahun, tetapi dari kecil setiap hari aku sudah dilatih berbagai hal untuk persiapan menjadi magician~”

Aku penasaran berbagai hal apa itu?... Aku harap itu bukan sesuatu yang serius.

“Untuk mempelajari sejarah dari magician, dari aku kecil, aku sudah disuruh untuk membacakan dengan keras cerita buku bergambar, menyanyikan puisi, berlatih membaca dengan benar, pernafasan perut... Mainan untuk mendeteksi aliran magic. Bahkan mainanpun bertujuan untuk latihan menjadi magician.”

Zena-san terlihat sedikit suram.

“Ini bukan seperti aku membenci orang tuaku yang membesarkanku seperti itu. Mempelajari magic juga menyenangkan, dan aku punya keinginan untuk terbang di langit suatu saat nanti.”

Tetapi tidak ada jalan lain yang bisa kau pilih dari awal...

“Satou-san. Kenapa kau ingin belajar Life magic? Apa karena itu berguna untuk bisnis?”

“Tidak, karena tidak ada kamar mandi di penginapan, aku berfikir jika ada magic aku tak perlu mandi di luar...”

Ah, dia terkejut.
Dia menatap langsung ke mataku, dan mulai tertawa.
Apakah begitu menarik?

“Ahahaha! I,ini pertama kalinya aku mendengar alasan seperti itu untuk menjadi seorang magician.”

Sepertinya sangat lucu, Zena-san tak berhenti tertawa.

“Apa itu aneh?”

Aku pikir itu alasan yang masuk akal. Bukankah kau ingin membuat semua hal mudah?

“Itu aneh!”

Jawaban langsung.

“Karena jika kau punya modal dan uang untuk belajar life magic, bukannya lebih cepat kalau membangun kamar mandi dirumahmu? Dan kau hanya cukup membeli budak untuk memanaskan airnya.”

Jadi begitu ya~
Aku akan melakukan sesuatu bisa kulakukan sendiri! Aku suka berfikir seperti itu. Tetapi disini, adalah hal normal untuk mempekerjakan orang, karena tenaga kerja sepertinya murah.


“Tuan, tolong beli bunganya.”

Ketika aku pergi ke jalan barat, seorang gadis kecil membawa keranjang kecil berisikan bunga yang tiba-tiba menghentikan kami.
Gadis kecil itu berhenti sambil memegang sebuah bunga. Aku sudah melihatnya beberapa kali sebelum ini, tetapi ini pertama kalinya dia memanggilku.
Mungkin orang yang ditemani wanita lebih mudah untuk menjualnya?
Dia hebat walaupun masih kecil.

“Oke, berapa harganya?”
“Satu penny seikatnya.”

Aku menerima bunga setelah membayarnya. Gadis kecil dengan senang berterimakasih kepadaku dan pergi ke kandidat pembeli selanjutnya.
Aku memberikan bunganya ke Zena-san.
Zena-san terlihat terkejut.
Yaa, tidak ada pilihan lain kan?

“Umm, boleh ku ambil?”
“Iya, aku akan kesusahan jika kau tidak menerimanya.”

Karena aku tidak bisa membuangnya.
Zena-san menggigit bibirnya sambil terlihat bahagia.
Huh? Apa itu sesuatu yang membuatmu begitu senang?

...Yaa, kupikir tak apa selama dia senang.

“Oh iya, Satou-san. Apa kau tidak ada rencana setelah ini?”
“Tidak, setelah latihan chanting aku tidak punya sesuatu yang penting untuk dikerjakan.”

...Ada alkemis sih, tapi aku bisa melakukannya kapan saja.

“La,lalu, kenapa kita tidak pergi ke stand sambil jalan ke kuil?”
“Ya, aku setuju. Kalau bisa, aku ingin kau memberitahuku ciri khas kota ini.”

Zena-san mungkin tidak punya pengalaman untuk mengajak orang lain, wajahnya berubah merah saat mengajakku. Karena ini cuma aku, kau tidak perlu setegang itu.
Itu mengingatkanku, kapan aku setuju untuk pergi dengannya sampai kuil? Karena dia sudah memberitahu rahasia dari chanting, dan aku tidak akan komplen karena ini juga kencan dengan seorang gadis.

“Ciri khas? Serahkan kepadaku!”

Dia penuh percaya diri. Aku mungkin bisa mengharapkan sesuatu.



“Ini terbuat dari kentang manis, rebusan kentang disaring dan menjadi selai lalu diremas bersamaan dengan roti. Ini makanan khas kota seryuu sejak dulu.”

Sesuatu yang terlihat seperti kentang yang dijadikan roti huh. Rasa yang cukup halus...

“Ini adalah sayap kelelawar goreng yang diberi miso hitam.”

Sepertinya Zena-san juga tak tahu nama makanannya. Penjaga toko yang tidak bisa diam lagi memberitahu namanya... Ini adalah Dragon Wing Fries.
Terdengar seperti makanan yang membawa keberuntungan.

“Dan ini semua adalah hal yang kupelajari dari lilio. Ah, lilio itu gadis paling kecil dari temanku bertiga tadi.”

Abaikan namanya.
Makanan yang direkomendasikan Zena-san itu... coklat muda? ...Makanan apa itu?

Untuk sekarang aku beli dua porsi seharga dua sen dari paman penjual stand.
Aku seruput cairan coklat menggunakan sedotan yang diberikan paman penjual.
Ini Starch Syrup!
<TLN : sejenis manisan, googling untuk lebih jelasnya>

“Starch syrup huh. Jadi kangen~.”
“Kau sudah tau~”

Dia terlihat sedikit kecewa. Aku harusnya kaget ...Maaf.

“Starch syrup yang aku tahu itu tidak berwarna dan transparan, aku tadinya tidak tahu ini apa.”
“Noble-sama, sirup transparan itu barang kelas tinggi yang dibuat dari padi dan gula, kalau yang ini dibuat untuk penduduk umum dan menggunakan kentang, buah gabo dan gandum jadi warnanya coklat muda.”
<TLN : Noble = bangsawan>

Paman penjual memotong obrolanku dengan reaksi berlebihan.
Siapa yang bangsawan? Dia tidak mengatakannya ke Zena-san saja.

“Paman, aku penduduk biasa tahu. Aku minum sirup transparan dari kenalanku dulu. Aku tidak tahu kalau itu barang mewah.”

Soalnya, itu 200 yen seporsi saat di festival.

Setelah itu, kami menghibur diri mengelilingi macam-macam kios sambil melewati kerumunan. Ini siang yang menyenangkan.




TL : Isekai-Chan
EDITOR : Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar