Rabu, 24 Januari 2018

Death March kara Hajimaru Isekai Kyousoukyoku Bahasa Indonesia : Chapter 1-6 Pasar, Tuan Putri dan Pedagang Budak

Chapter 1-6. Pasar, Tuan Putri dan Pedagang Budak



Satou disini. Aku Suzuki tapi aku Satou juga. Ini mimpikan? Tolong sebut ini mimpi, Johny.



Sedikit kegelisahan muncul didalam pikiranku, ketika aku pergi berbelanja didaerah perkotaan, Seryuu City.
Hanya beberpa menit berjalan ke timur dari penginapan ibunya Martha.
Ngomong-ngomong, aku belum pernah mendengar nama penginapannya, di map tertulis Monzen Inn. Benarkan?

Segera setelah memasuki jajaran kedai makanan, aku mencium sesuatu yang enak.
Eh?bukannya ini bau kecap?
Okonomiyaki dan crepe sedang dimasak diatas piring besi. Bumbunya seperti kecap. Seperti yang aku duga, boleh saja untuk menyebutnya mimpi. Tak mungkin ada kecap muncul didunia fantasi.

Walaupun aku baru selesai makan, aku beli 1 diantaranya.

“Ya, ini lezat.”

Aku ingin saus potongan babi dibanding kecap. Yang lain menjual sesuatu yang digoreng seperti kroket. Budaya masak yang tinggi untuk fantasi!

Aku pergi ke macam-macam kedai, mencoba berbagai makanan.

“Berapa harga 3 buah gabo ini?”
“Harganya 2 penny.”
“Mahal, bukannya 1 penny?”
“Bu, kalau begitu aku tidak bisa makan. Bagaimana kalau 2 penny untuk 4 buah?”
“Kasih aku 5 buah untuk 2 penny.”
“Ya sudah deh, karena ibu cantik, aku akan memberikannya.”
<EDITOR : Penny itu satuan terkecil dari mata uang, misal 100 penny itu sama aja $1>

Aku mendengarkan percakapan yang menarik antara bibi dan pedagang makanan. Tawar menawar juga ada huh? Karena aku terbiasa memberi dengan harga yang tertera, sepertinya susah.

>[Eavesdropping Skill Acquired]
<TLN: Eavesdropping = menguping>

“Ada yang bisa kubantu, anak muda?”
Fumu, dari percakapan tadi satu buah gabo sepertinya berharga 0.4-0.5 penny. Karena paman ini punya skill menghitung, dia mungkin sudah memperhitungkan harga minimumnya.
“Aku ingin beli 2 buah gabo, harganya 1 penny kan?”
“Kamu mendengar percakapan tadi huh? Ya sudah tak apa. Kau juga punya skill menghitungkan. Kau benar-benar hebat walau masih muda.”
Itu hanya perhitungan normal kukira…
Aku dapat 2 buah gabo dengan harga 1 penny. Gabo sebenarnya buah pumkin merah sebesar kepalan tangan. Ngomong-ngomong, koin penny itu berbentuk koin yang bolong tengahnya dengan berat sekitar 1 gram, warnanya kekuning-kuningan dengan kemurnian yang rendah.

>[Estimation Skill Acquired]
>[Haggling Skill Acquired]
<TLN: Estimation = perkiraan, Haggling = tawar-menawar>

Tetapi aku kan tidak menawar?
Apa karena aku lihat tawar menawar tadi ya?

Ketika aku berpikir apa yang akan kuperbuat dengan buah gabony, aku melihat sekeliling. Semua kedai berukuran setengah tatami, tetapi ada banyak. Ditambah lagi semuanya ramai.

Sambil melihat-lihat aku meningkatkan skill [Estimation], [Haggling], [Arithmetic], [Negotiation], and [Scamming] ke maksimal.
<EDITOR : Arithmetic = Menghitung, Negotiation = Negosiasi, Scamming = Menipu>

Setelah 10 menit berkeliling, akhirnya aku menemukan apa yang kucari.

Aku memilih tas pundak besar dari salah satu toko. Harganya ditampilkan diatas tas itu. Terimakasih skill estimasi. Sangat berguna.

Sepertinya mereka akan marah jika aku langsung menawar dengan harga pasaran. Aku mengetahuinya setelah 3 toko. Aku bisa mendapatkan setengah harga pasar jika aku menawar 3-4 kali... tetapi jujur, ini menyusahkan.

Hasil dari toko... [Tas pundak besar], [Tas yang sedikit modis], [Pakaian dalam biasa 10 set], [Handuk tangan berbagai  ukuran, dan sapu tangan], Handuknya hanya 2 lembar kain yang dijadikan satu, aku sedikit kecewa.
Dan juga, walaupun aku tidak bisa menjahit, aku membeli banyak [2 Meter Hemp Cord – 5 bundelan], [Benang katun – 1 gulung], [Jarum jahit – 5], [Gunting Jahit], [Kain katun]. Karena aku punya storage, walaupun kebanyakan akhirnya tak terpakai juga tidak masalah.

Aku pikir aku tidak perlu katakan ini, tetapi benda pertama yang kubeli, tas pundak itu hanya sebagai kamuflase, aku akan memasukan benda yang kubeli ke dalam tas dan memasukkannya langsung ke storage. Aku masukkan beberapa pakaian biasa kedalamnya, jadi tidak terlihat kosong.

Aku ingin membeli beberapa jubah dan mantel tetapi, hanya ada yang lusuh dan barang murahan jadi aku tidak membelinya.

Oh iya, aku ingin mencoba daya tahan benda panas di storage. Aku akan membeli sesuatu yang panas dan memasukkannya kedalam storage.

“Sekarang, apa lagi ya?”

Kursi terjajar rapi di depan kedai dan banyak bapak-bapak minum sake dari pagi.

“Minum (Minuman keras) disiang hari... Oh iya, peralatan makan!”

Seharusnya ada toko yang menjualnya di salah satu toko yang kukunjungi tadi.
Oh iya, sepatu! Aku lupa beli.

Aku ingin sebuah reminder~. Ada laman memo di tab [Exchange], mari buat list belanja disitu.

Sudah lama aku tidak melihat tab [Exchange], dan disana aku menemukan alasan kenapa aku level 1 ketika masuk ke kota.
Status itu sama seperti yang tertulis dilaman ini.
Batas setiap atribut dapat dipilih dari kotak drop down disini. Bahkan skill dan title bisa diubah menjadi [Tidak ada].
<TLN: Cari digoogle yang kalau tidak tahu drop down>

Aku bisa memberi informasi palsu sesuka hati huh...

Aku membeli sepasang sepatu yang cocok untuk perjalanan berat, jubah yang cocok untuk sepatu, dan juga sepasang sandal.
Aku pikir bisa membeli semuanya karena aku mempunyai storage tetapi aku tidak bisa menemukan sepatu dengan ukuran yang pas. Aku hanya cukup memesannya ditoko sepatu dekat jalan raya nanti.

Lapar karena berkeliling-keliling, aku melihat kedai yang menjual sesuatu seperti shoyu ramen dan pergi kesana. Walaupun mienya beda, tetap ini adalah ramen biasa.
Ini seperti adonan tepung digulung pada tongkat yang dipernis dengan sesuatu seperti miso lalu dimasak. Rasanya kurang cocok, tetapi tetap enak.
<EDITOR : Shoyu ramen = ramen kecap asin>

Aku juga beli gelas, panci, dan peralatan makan yang menarik perhatianku. Aku membeli semuanya. Dan juga pisau dapur, hot pot, serta penggorengan. Entah bagaimana tidak ada talenan, apa orang-orang disini tidak menggunakannya?

Aku membeli bak mandi yang terbuat dari besi. Seperti yang kuduga, bak mandinya terlalu besar untuk dimasukkan ke tas. Jadi aku membawanya diam-diam ke belakang gang dan memasukannya ke storage. Karena akan terlihat aneh jika aku kembali kejalan tadi, jadi aku keluar melalui jalan utama.

Dijalan timur jumlah kedainya terlalu banyak, membuat jalan sangat sempit. Disini, jalan utama memiliki lebar 6 meter, kereta kuda dan kereta yang ditarik manusia-pun berlalu lalang disini.

Seperti jalan yang tadi, berbeda dengan yang aku bayangkan dalam fantasi, jalannya sangat bersih. Tidak ada bangkai binatang berserakan, gelandangan dijalan atau gang pun tidak ada.

Kedai disini sangat lenggang tidak seperti di timur, sebagai gantinya ada banyak toko. Ada banyak orang dengan pakaian bagus berkeliaran dijalan.

“Apakah kalung leher sedang populer?”

Orang-orang yang menarik kereta rata-rata menggunakan kalung leher. Ketika aku mencari detailnya, ternyata mereka budak.
Misterius, semua budak menggunakan kalung leher, aku tak tahu alasannya.

Kereta datang dari pusat kota menurunkan kecepatannya untuk menyesuaikan dengan pejalan kaki.

Keretanya lewat didepanku. Ada sekitar 10 budak wanita didalamnya.
Mataku tertuju pada salah satu dari mereka. Gadis yang layak disebut Yamato Nadeshiko dengan rambut dan mata hitam, walaupun dia terlihat seperti telah mengalami perjalanan yang jauh. Karena kebanyakan orang terlihat seperti orang Eropa Utara, ini mungkin pertama kalinya aku melihat wajah orang Asia.
Gadis itu memandang ke bawah, mata kami bertemu saat dia mengangkatnya dan walaupun tidak ada perkembangan dramatis, entah mengapa gadis kecil dengan wajah orang Eropa Utara terlihat sangat terkejut saat melihatku. Yah, ini menyusahkanku jika kau menatapku seperti itu... Aku bukan lolicon.

Saat aku memandangi gadis kecil itu, keluar pop up dengan nama dan level yang muncul disebelahnya.

Arisa. Level 10. Levelnya tinggi untuk seorang gadis kecil.

Informasi lebih dalam muncul.

11 tahun.

Title: [Witch of the Lost Kingdom][Mad Princess]
<TLN: [Penyihir dari kerajaan yang hilang], [Putri gila]>

Skill : Unknown

Keretanya menghilang ke arah jalan barat.

Sejujurnya, itu semua adalah title yang mengundang masalah... Tidak tidak, aku tidak mau berhubungan dengan itu oke? Pastinya!



Ayo kembali ketujuan utamaku.
Aku mencari tukang jahit dan pembuat sepatu di map, dan menemukannya disamping jalan, jadi aku pergi kesana. Kebanyakan memiliki wanita-wanita muda sebagai kasir yang tak sesuai untuk bapak-bapak, jadi aku pergi ke toko dengan pasangan paruh-baya yang terlihat baik.

“Permisi, apa disini ada jubah yang cocok untuk pedagang dengan warna yang kalem?”
“Selamat datang, silahkan kemari, kami akan membawakan contoh pakaiannya. Ada 5 barang yang sudah jadi di sebelah situ, tetapi mereka laris belakangan ini.”

Si suami memanduku ke lounge dan mengambil contoh-contoh pakaian dari dalam. Dengan serasi, si istri mengeluarkan minuman seperti teh. Ini cangkir yang elegan.

“Karena sebentar lagi cuacanya dingin, bagaimana dengan kain tebal ini? Kalau anda ingin melakukan perjalanan, kami juga bisa bisa mempersiapkan mantel anti air yang cocok, bagaimana?”

Ini barang-barang yang bagus. Mungkin. Ini adalah tipe-tipe dimana toko baju terbesar membelinya dengan banyak dan dengan berbagai macam warna. 5 macam yang paling laris mungkin juga memiliki pesanan mantel yang menyertainya.
Menjahitnya butuh waktu selama 5 hari. Kalau aku hanya membeli satu, maka hanya 3 hari.
Harganya 5 gold coin, itu jumlah yang banyak, tetapi itu uang untuk barang yang diperlukan.

Tetapi aku ingin setidaknya ada satu jubah untuk aku ganti sebelum hari gelap. Aku merasa tidak tahu tempat jika aku pergi kedinding dalam menggunakan jubah rusak ini.

“Master, karena toko ini hanya untuk penjahitan, apa anda tahu dimana beli baju yang sudah jadi? Seperti yang anda lihat, jubah yang kupakai sudah rusak karena perjalanan, aku ingin membeli buat pakaian sementara sebelum yang dijahit selesai.”
<TLN : Master yg disebut itu yang punya toko maksudnya>

“Untuk pakaian jadi, aku merekomendasikan toko baju Poel di jalan Teputa. Walaupun itu milik anakku yang bodoh, aku bisa jamin untuk kualitas bajunya. Toko itu cukup terkenal diantara peduduk jadi cukup kalau untuk baju sementara.”

Mempromosikan toko anaknya eh... Aku menolak dengan halus saat dia menawarkan untuk menggambar peta, cukup dengan instruksi biasa saja agar aku bisa ke toko itu. Aku hampir lupa mengambil notanya sampai aku dipanggil oleh Ibu penjaga dengan terburu-buru.

Aku beli 2 jubah, satu yang berwarna coklat tua dan yang lain berwarna merah dengan garis-garis kuning yang mencolok. Yang awal sesuai yang aku bilang, dan yang terakhir, lupakan alasannya. Pandangan mataku tertuju pada lembah gunung milik kasir wanita...

Tentu saja aku juga memesan sepatu kepenjahit. 1 untuk berjalan-jalan dikota, 2 boot untuk perjalanan.

Ketika aku kembali dari belanja ke penginapan Martha-chan, matahari sudah mulai terbenam.




TL : Isekai-Chan
EDITOR : Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar